Rabu, 28 September 2016

Ibadah Terhalang Flu Arab (Virus MERS)


Ada sedikit kekuatiran bagi Anda yang melaksanakan ibadah umroh dan ibadah Haji tahun ini. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini kita diusik dengan sejumlah berita mengenai virus MERS CoV atau sering disebut dengan flu Arab. Gencarnya berita di sejumlah stasiun televisi dan media cetak membuat bulu kuduk berdiri. Padahal, virus ini sudah ada sejak tahun 2012 dan menyebar di sepanjang semenanjung Arab serta sejumlah negara di luar Eropa. Over publication? Tidak juga, karena sebagian korban virus ini harus berakhir dengan meregang nyawa.

Orang bilang, lebih baik mencegah daripada mengobati. Meski WHO belum mengeluarkan travel warning, salah satu pencegahan umum MERS CoV adalah menghindari kunjungan ke negara Arab. Lalu, haruskah menunda keinginan untuk melaksanakan ibadah umroh dan Haji tahun ini? Baca dulu untuk meredakan dilema Anda.

Mengenal MERS CoV

MERS CoV atau Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus adalah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus coronavirus jenis baru, yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012. Familiar? Ya, karena coronavirus adalah jenis virus yang menyebabkan banyak penyakit, mulai dari batuk pilek biasa hingga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang sempat ditakuti pada tahun 2003.

Penderita MERS biasanya mengalami gejala berupa demam, batuk, dan sesak napas. Hal ini dapat diikuti dengan penumonia atau infeksi paru. Selain itu, MERS juga dapat menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare. Infeksi MERS berat dapat menyebabkan kegagalan pernapasan sehingga penderitanya harus menggunakan alat bantu napas dan menjalani perawatan intensif. Bahkan, infeksi virus ini menimbulkan kematian pada sekitar 27% penderitanya. Meski demikian, Anda perlu tahu bahwa infeksi yang lebih berat cenderung hanya terjadi pada mereka yang sudah punya masalah kesehatan sebelumnya, seperti gangguan kekebalan tubuh, orang lanjut usia, dan penderita penyakit kronik seperti diabetes, kanker, dan penyakit paru kronik. Meski berdampak serius pada orang-orang dengan kondisi di atas, tapi ternyata ada juga orang yang terinfeksi MERS tanpa mengalami gejala sakit.

Terbawa Unta

Belum afdol rasanya kalau ke Arab tapi belum pernah naik unta. Hewan elegan ini memang hanya dapat kita jumpai di negara-negara dengan padang gurun. Unta tidak hanya dimanfaatkan sebagai transportasi, daging unta juga menjadi salah satu sajian khas di negara-negara Timur Tengah. Namun, rupanya unta juga diam-diam membawa penyakit. Studi menunjukkan bahwa sumber utama penularan virus MERS CoV tidak lain dan tidak bukan adalah unta.

Konon, unta mendapatkan virus MERS CoV dari kelelawar. Virus ini bercokol di saluran napas hewan besar yang anggun ini selama bertahun-tahun. Virus tersebut dapat disebarkan oleh sang unta ke udara saat ia batuk, bersin, mengendus atau meludah. Virus MERS CoV cenderung lebih banyak ditemukan pada unta yang masih muda. Anehnya, ia tidak menyebabkan kematian pada unta, bahkan belum diketahui apakah virus ini membuat unta-unta tersebut menjadi sakit.

Virus MERS CoV yang terhirup oleh manusia dapat menyebabkan penyakit pada saluran napas. Lalu apakah ia juga dapat menular dari manusia ke manusia? Jawabannya, Ya meskipun kasusnya sangat jarang. Tidak seperti saudaranya, MERS CoV bersifat menular tapi tidak secepat dan semudah SARS. Penularan dari manusia ke manusia biasanya hanya terjadi pada orang yang melakukan kontak langsung dan dekat dengan orang yang terinfeksi. Misalnya keluarga atau petugas kesehatan yang merawat tanpa melakukan tindakan pencegahan atau perlindungan diri.

Usir Virus Mers

Saat kini, belum ada vaksin atau terapi khusus untuk mencegah dan mengobati MERS. Terapi yang diberikan biasanya hanya bersifat suportif sesuai dengan keadaan penderita. Pemberian vaksin bagi semua orang yang berkunjung ke Timur Tengah juga dianggap belum diperlukan mengingat daya tular virus yang lemah. Ini juga yang menyebabkan mengapa WHO belum mengeluarkan travel warning hingga kini. Jadi ingin berangkat umroh atau haji? Silakan, tapi Anda perlu tahu rambu-rambunya.

Masih banyak pertanyaan tentang MERS yang belum terjawab. Karena itu, bagi Anda yang ingin umroh atau Haji tapi memiliki diabetes, gagal ginjal, penyakit paru kronik, dan gangguan kekebalan tubuh memang dianjurkan untuk menunda dahulu keinginan ini. Namun jika masih nekat, Anda dihimbau mengenakan masker di mana pun Anda berada. Hindari juga kontak dengan orang yang mengalami batuk pilek, menghindari kontak dengan unta, meminum susu atau urine unta, ataupun memakan daging unta yang kurang matang. Meski Anda memiliki riwayat kesehatan yang baik, ada baiknya tetap melakukan pencegahan umum, seperti sering mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum dan sesudah menyentuh unta, mengenakan masker, makan makanan yang bersih dan dimasak dengan baik, mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, serta menjaga higiene yang baik seperti mandi, mengganti baju terutama setelah bersentuhan dengan unta, dan menghindari menyentuh mulut dan hidung terlalu sering. Bagi para jamaah juga diminta untuk menghindari aktivitas di ruangan tertutup, karena virus lebih mudah menyerang di ruang tertutup.

Selain peserta umroh dan Haji, petugas kesehatan juga wajib waspada terhadap virus yang satu ini. Banyak kasus MERS yang tampak seperti sakit flu biasa dan kita tidak dapat memastikan infeksi tersebut disebabkan oleh MERS atau bukan tanpa pemeriksaan khusus. Untuk itu, petugas kesehatan dianjurkan untuk menerapkan pencegahan standar saat berhadapan dengan pasien yang menderita infeksi saluran napas akut. Pencegahan yang lebih ketat perlu dilakukan saat merawat pasien yang dicurigai atau sudah dikonfirmasi mengalami infeksi MERS CoV. Petugas kesehatan juga perlu waspada jika menemui kasus-kasus infeksi saluran pernapasan pada pasien yang baru saja kembali dari jazirah Arab, terutama yang mengalami infeksi berat tidak seperti infeksi saluran napas biasa.

Pada dasarnya, Coronovirus merupakan virus yang lemah. Di luar tubuh, ia hanya dapat bertahan selama satu hari, dan mudah diberantas menggunakan deterjen serta pembersih lainnya. Virus ini juga jarang sekali menular pada orang yang sehat. Penularan antar manusia juga hanya terjadi dalam skala kecil.

Waspadai Flu Sepulang Umroh

Masker sudah dipakai, cuci tangan sudah dilakukan, bahkan melihat unta saja tidak mau, tapi mengapa saat pulang masih terkena flu? Kalau ini terjadi, segera periksakan diri dan lapor ke petugas kesehatan. Jangan lupa menginformasikan bahwa Anda baru saja pulang dari Arab. Supaya tidak menyebar, tutupi wajah dan hidung dengan tissue saat batuk atau bersin, lalu buang tissue tersebut ke tempat sampah dan cuci tangan sesudahnya. Kalau tidak punya tissue, tidak usah panik. Tutupi batuk dan bersin dengan menggunakan lengan baju. Tidak hanya bagi si sakit, jika Anda mengalami flu sepulang dari umroh atau Haji, ada baiknya keluarga juga memeriksakan diri.

Dokter dan petugas kesehatan lain perlu waspada jika menemui kasus-kasus infeksi saluran napas pada pasien yang baru pulang dari Timur Tengah. Apalagi jika infeksi cukup berat dan tidak seperti biasanya. Perlu diingat, pasien yang memiliki kekebalan tubuh rendah seringkali menunjukkan gejala yang tidak jelas dan khas. Jika mendapat pasien seperti ini, segera kirim untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, lapor ke otoritas setempat, dan jangan lupa melindungi diri sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar